Rabu, 06 Juli 2011

Membangun Kepemimpinan HR yang Kuat


1. Clarity
Menjadi praktisi atau apalagi pemimpin HR pertama kali dituntut kejernihan cara berpikirnya. Jangan plin-plan, janga "lembek". Banyak orang HR sekarang ini tidak bisa tegas dengan pendiriannya sehingga hanya mengikuti saja apa kata CEO.

2. Vision
HR harus tahu apa kebutuhannya sesuai ke mana arah perusahaan.

3. Passion
Passion datang setelah visi dirumuskan dengan jelas. Passion membuat orang percaya pada apa yang dilakukannya, dan kepercayaan tersebut merupakan garansi untuk sukses.
4. Courage
Memberikan dorongan, memotivasi dan membuat karyawan bekerja dengan penuh semangat merupakan tugas mulia HR. Banyak karyawan yang melakukan pekerjaannya sekedar mencari aman, dan peran HR-lah untuk membuat mereka mampu bekerja dengan keberanian mengambil risiko.

5. Follow-up
Segala program, rencana, keputusan tidak akan berarti apa-apa kalau tidak ada tindak lanjut. Ini memang suatu yang kadang justru terasa lebih berat ketimbang ketika membicarakannya. Di atas kertas, berbagai program bisa sangat menarik, tapi adanya tindak lanjut akan membuatnya menjadi jauh lebih menarik.


6. Delegate
Jangan melakukan banyak hal sekaligus, dan jangan melakukan semuanya sendirian. Delegasikanlah pekerjaan yang bisa didelegasikan. Orang yang tidak bisa mendelegasikan pekerjaan adalah orang yang tidak tergorganisasi.

7. Be consistent
Seorang pemimpin yang baik tidak mengenal kata "mood". Kalimat terburuk adalah, "Hari ini saya sedang tidak mood untuk mengerjakan itu." Pastikan Anda seorang yang konsisten.
8. Look out for talent.
Kalau Anda seorang pemimpin HR, kenali talent yang ada di kantor. Siapa cocok di bidang apa. Tapi, ada satu prinsip yang perlu dipegang. Ibaratnya, ada orang yang berbakat menjadi pemain bola, ada yang berbakat menjadi rocker, tapi semua orang harus bisa menjadi manajer.
9. Command
Pastikan Anda memiliki sistem rantau komando yang jelas. Sehingga jika terjadi kesalahan tidak saling menuding siapa yang bertanggung jawab.

10. Pay them well
Kepemimpinan Anda belum lengkap jika belum mempertimbangkan soal kelayakan dalam menggaji karyawan.  
(dari berbagai sumber-portalhar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar