Kamis, 14 Juli 2011

5 Hal yang Bikin Wawancara Kerja Sukses

Salah satu bagian dari mencari pekerjaan adalah proses interview itu sendiri. Wawancara kerja yang dilakukan dari satu perusahaan ke perusahaan lain meninggalkan rasa penasaran, akankah diterima bekerja atau tidak. Wawancara kerja juga berarti penentu nasib Anda akan tetap menganggur atau mendapat sumber penghasilan tetap.

Proses mencari pekerjaan saja sudah rumit, kini Anda harus menyiapkan diri untuk bertemu dengan pewawancara kerja dan memberikan yang terbaik untuk mereka. Jawaban yang diberikan, penjelasan tentang diri sendiri, hingga seberapa besar pengetahuan Anda mengenai perusahaan yang Anda lamar menjadi beberapa faktor kesuksesan Anda diterima bekerja.

Christopher Carol, seorang penulis dunia kerja membagi beberapa hal yang harus Anda siapkan menjelang wawancara kerja. Kuncinya adalah, bagaimana Anda bisa memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi perusahaan yang Anda lamar.

CV, resume kerja, busana yang sopan dan pantas, informasi standar mengenai perusahaan yang Anda lamar, hingga pertanyaan yang ingin Anda tanyakan kepada pewawancara kerja, adalah hal standar yang sudah harus menempel di diri Anda. Namun ada beberapa detail yang sebaiknya tidak terlewatkan.

1. Riset Perusahaan yang Anda Lamar
Cari tahu data penting seperti; misi dan pelayanan bisnis perusahaan, bergerak di bidang apa, kontribusinya kepada masyarakat, sejarah, hingga partner dan kompetitor dari perusahaan sejenis.

2. Siapkan Biografi Singkat
Biografi singkat yang menceritakan siapa diri Anda akan memudahkan pewawancara agar tidak terlalu banyak bertanya kepada Anda. Ceritakan 3 hingga 5 kualitas diri yang kiranya penting untuk diketahui. Ingat dua kalimat pertama dan selebihnya bisa Anda ceritakan langsung.

3. Berlatih Seputar Pertanyaan Sulit
Berlatihlah menjawab pertanyaan sulit seputar Anda dan perusahaan yang Anda datangi. Hal-hal sepeti kelebihan Anda yang bisa berguna untuk kemajuan perusahaan, kekurangan diri Anda yang membuat Anda ingin terus belajar, hingga minat terbesar yang membuat diri Anda melamar ke perusahaan sang pewawancara.

4. Berpakaian Layaknya Profesional
Berpakaian seprofesional mungkin dan bukan seadanya. Tampilkan ke-pede-an Anda dengan jabatan tangan yang mantap dan kontak mata yang sopan.

5. Sampaikan Ide
Jangan hanya menjawab pertanyaan yang dilontarkan pewawancara. Berbincanglah secara profesional, namun jika ada kesempatan, Anda bisa menyampaikan ide-ide yang kiranya akan diberikan bila Anda diterima nanti. Jangan terlalu detail, secukupnya saja sehingga membuat pewawancara penasaran akan ide-ide Anda selanjutnya (jika diterima).

(fer/eny-dari berbagai sumber-detikcom)

Rabu, 13 Juli 2011

6 Hal Penting Dalam Melakukan Networking

Tidak bisa dipungkiri, dengan networking yang benar, seseorang bisa meraih kesuksesan dalam karir, meskipun ia tidak begitu menguasai atau berprestasi dalam bidangnya. Namun di balik semua itu, aktivitas networking sangatlah menyenangkan dan tidak sulit dilakukan. Dilansir oleh Sheknows, berikut enam langkah penting untuk menguasai ilmu networking.

1. Palm-Up Networking
Saat Anda membangun koneksi, apakah Anda memberi atau menerima? 'Palm-Up' Networking adalah sebuah istilah dimana kita memberikan pelayanan dan tidak mengharapkan imbalan apapun. Ketika Anda melakukan 'Palm-Down', berarti Anda hanya memikirkan diri sendiri. Palm-Up serupa dengan ketulusan pribadi, sedangkan Palm Down berarti ketamakan. Memberilah lebih banyak dan semuanya akan kembali kepada Anda.

2. Lakukan Apresiasi Harian
Pujilah seseorang yang berbeda setiap hari. Anda bisa juga melakukannya via e-mail. Percaya atau tidak, mereka yang menerima e-mail pujian atau terima kasih ini akan menyimpannya dan mengingat Anda. Melakukannya dengan cara menelpon langsung pun tidak masalah. Sederhananya, katakanlah bagaimana Anda menghargai seseorang atas usahanya dan apapun yang telah membuatnya begitu berharga di mata Anda. Jangan dibuat-buat dan mereka pun akan tersanjung dan hatinya akan bahagia.

3. Sejajarkan Diri dengan Orang Lain
Setiap orang memang memiliki nilai yang berbeda-beda di tiap mata yang melihatnya. Namun pada dasarnya semua manusia adalah sama, meskipun dia atasan maupun bawahan. Bukan berarti seseorang yang kaya, terkenal dan berkuasa lebih baik dari Anda. Semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Latihlah diri Anda, dengan demikian, rasa canggung akan teratasi dan kenyamanan berbicara dengan siapapun akan muncul. Kesuksesan hidup bisa datang dari manapun jika Anda mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua orang.

4. Rolodex Dip
Ini adalah sebuah istilah dimana Anda memilih secara acak sebuah nama dari daftar database Anda. Pikirkan hal-hal yang Anda sukai dari mereka ataupun hubungan baik yang telah terjalin selama ini. Hubungilah orang tersebut dan tanyakan kabar mereka. Anda akan terkejut betapa senangnya mereka mendengar kabar dari Anda.

5. Memilih 'Guru Hari ini'
Ambillah sebuah objek atau seseorang, dan jadikan dia sebagai 'guru'. Ingatlah pelajaran apa saja yang ia berikan dalam hidup Anda. 'Guru' ini bisa berupa seseorang yang begitu berarti bagi Anda, binatang peliharaan yang setia menemani Anda, atau tumbuhan kesayangan yang perlu disiram setiap hari hingga ia tumbuh besar dan memperindah ruangan Anda.

Intinya, aktivitas ini dapat membantu bahwa hidup tidak hanya berputar kepada Anda saja. Masih banyak yang harus dipelajari dan Anda sebenarnya telah diberikan kesempatan untuk mempelajarinya tanpa disadari. Hubungannya dengan networking? Lakukan hal ini dan lihatlah perbedaan sikap positif orang lain terhadap Anda.

6. Jika Anda Tidak Mood
Pesta, pameran, rapat, dan segala tempat keramaian yang mendatangkan grup orang dalam satu tujuan yang sama adalah kesempatan bagus untuk networking. Namun adakalanya mood sedang tidak bagus dan harus tetap menghadapinya. Apa yang harus dilakukan?

- Tentukan waktu. Datang dan berbincanglah selama 30 menit, dari situ putuskan apakah Anda bisa melanjutkannya lebih lama.
- Menentukan tujuan. Tetapkan berapa kenalan baru yang harus Anda dapatkan. Ingat, tujuan Anda bukan sekedar berkenalan dan barter kartu nama. Koneksi yang terbentuk dari pembicaraan yang bermakna yang menjadi tujuan sebenarnya.
- Biarkan naluri membimbing Anda. Hal ini memang terdengar konyol, namun selalu manjur untuk dicoba. Diamlah sejenak di pojok keramaian. Kosongkan pikiran Anda. Pikirkan dalam benak Anda seperti apakah orang-orang yang ingin Anda temui. Setelah itu, mulailah masuki keramaian kembali dan lihatlah perbedaannya.
- Koneksikan diri. Anda pasti akan terhubung dengan seseorang. Ketika Anda melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka seperti; Bagaimana Anda memulai pekerjaan Anda saat ini? Siapa customer ideal Anda? Otomatis Anda akan juga menceritakan siapa Anda. Hal ini bisa menjembatani koneksi baru antara Anda berdua. Andapun bisa menawarkan pertolongan kepadanya.
- Bantuan dan follow-up. Jika Anda menawarkan bantuan, sesuaikan ide dari apa yang Anda lihat di kartu namanya (bidang perusahaan dan posisi jabatan). Berkomitmenlah untuk membantunya dan lakukanlah. Jika Anda telah menghasilkan sebuah ide dari obrolan singkat, jangan ragu untuk menyambung obrolan tersebut di pertemuan selanjutnya. Tawarkan makan siang atau minum kopi bersama. Ada pepatah, 90% dari kehidupan adalah pertemuan. Salah! 90 % dari hidup adalah follow-up!

(fer/hst- dari berbagai sumber-detikcom)

Rabu, 06 Juli 2011

Mempertahankan Karyawan Terbaik

Mempertahankan karyawan yang menduduki posisi kunci merupakan kebutuhan untuk kesehatan dan kesuksesan bisnis Anda jangka panjang. Semua manajer pasti sepakat bahwa mempertahankan karyawan-karyawan terbaik Anda pada gilirannya akan memberi kepastian bagi kepuasan pelanggan, penjualan produk, memuaskan staf level bawah dan mengefektifkan rencana menuju sukses. Jika para manajer telah menghafal fakta-fakta itu di luar kepala, mengapa banyak di antara mereka memiliki kelakuan yang membuat karyawan-karyawan bagus tidak betah dan pergi meninggalkan perusahaan?

Mempertahankan karyawan memang selalu menjadi isu penting dalam sebuah perusahaan.Gagal mempertahankan karyawan yang berkualitas akan meminta ongkos yang mahal. Membuat karyawan betah dan nyaman di posisinya merupakan salah satu ukuran utama untuk melihat kesehatan organisasi Anda.

Para pemikir masalah manajemen umumnya setuju bahwa karyawan yang baik tahu benar apa yang bisa diharapkan dari dia setiap hari di tempat kerja. Mengubah ekspektasi akan membuat orang merasa dipinggirkan dan menciptakan kondisi stres yang tidak sehat.
Mereka merampas keamanan internal karyawan tersebut dan membuatnya merasa gagal.

Kualitas pengawasan menentukan kenyamanan karyawan. Orang lebih sering meninggalkan manajernya atau supervisornya ketimbang meninggalkan perusahaan atau pekerjaan. Seorang supervisor tidak cukup hanya baik dan manis saja. Mulailah dengan ekspektasi yang jelas pada karyawan, maka dengan begitu sang supervisor telah berperan dalam mempertahankan karyawan yang bersangkutan. Segala yang dilakukan supervisor yang membuat karyawan merasa tidak dihargai akan berakibat buruk.

Kesempatan mengungkapkan pikiran secara bebas dalam perusahaan adalah faktor kunci lain yang menentukan kenyamanan karyawan. Apakah perusahaan mengumpulkan ide-ide dan menyediakan lingkungan yang mendukung bagi orang untuk melakukan feedback

Pemanfaatan bakat dan keahlian adalah faktor lingkungan lain yang membuat karyawan terbaik Anda bertahan di perusahaan Anda. Karyawan yang termotivasi ingin menyumbangkan pengetahuan dan kemampuannya untuk hal-hal di luar wilayah spesifik job des-nya. Anda hanya perlu tahu keahlian-keahlian, bakat dan pengalaman mereka.

Pada akhirnya, karyawan terbaik Anda, yakni mereka yang ingin Anda pertahankan, terus-menerus mencari kesempatan untuk belajar dan tumbuh dalam karier, pengetahuan dan keahlian. Tanpa peluang untuk mencoba kesempatan-kesempatan baru, duduk di komite yang menantang, menghadiri seminar dan mendiskusikan buku-buku, mereka akan merasa mandek.
(dari berbagai sumber-portalhr)

Strategi Merekrut Karyawan Andalan


Merekrut karyawan merupakan kegiatan yang gampang-gampang susah. Di satu sisi, sumber daya manusia (SDM) di Indonesia saat ini boleh dibilang melimpah ruah. Ibaratnya, sekali pasang iklan, dijamin berbondong-bondong orang melamar. Namun, di sisi lain, pada saat yang sama, kuantitas SDM yang "bertumpuk-tumpuk" itu tidak serta merta diimbangi kualitas yang memadai. Oleh karenanya, agar proses perekrutan karyawan menjadi efektif dan efisien, perlu diperhatikan tiga aspek penting.
Pertama: di mana sebaiknya melakukan publikasi untuk menjaring calon karyawan. Kedua, bagaimana merekrut karyawan dalam kaitan dengan kondisi pasar kerja yang berlimpah SDM tadi. Dan, aspek ketiga yang juga tak kalah penting, strategi merekrut karyawan secara cerdas. Mari kita bedah ketiga aspek tersebut satu per satu.
Di Mana Melakukan Publikasi untuk Karyawan Baru?
To the point saja: tulis dan tempatkan iklan Anda di tempat yang paling dicari. Misalnya, kalau mau disiarkan di media cetak, pilih halaman yang paling banyak dibaca orang, atau minta dimuat pada hari Minggu. Atau, sesuaikan dengan karyawan yang ingin Anda rekrut: pilih surat kabar khusus yang banyak dibaca oleh professional. Ada baiknya mengirimkan job opening ke kampus-kampus atau sekolah bisnis. Biarkan institusi pendidikan mengetahui perusahaan Anda dan tujuan perekrutan. Bila perlu, jadwalkan kunjungan personal.
Bagus juga dipertimbangkan untuk beriklan di radio, televisi kabel atau dengan cara mensponsori suatu kegiatan promosi. Yang tak boleh dilupakan: iklan luar ruang. Beranikah Anda membuat terobosan dengan mencoba memasang iklan lowongan kerja di busway? Anda akan dapat meraih audiens yang luas.

Bagaimana Merekrut Karyawan dalam Pasar Kerja yang Melimpah?
1. Dapatkan referensi dari karyawan Anda. Pertimbangkan untuk memberi bonus pada karyawan yang referensinya jadi dipekerjakan.
2. Mintalah supplier Anda. Mereka dapat merekomendasikan Anda orang sales yang bagus yang mereka kontak atau orang teknik yang kompeten yang biasa memperbaiki peralatan mereka.
3. Dekati mantan karyawan atau orang bagus lainnya yang pernah bekerja dengan Anda sebelumnya.
4. Masukkan iklan lowongan di internet.
5. Pertimbangan sumber yang tidak biasa.
Strategi Merekrut yang Cerdas
1. Rekrutlah dengan pelan. Bangunlah kemauan untuk mengorbankan waktu dan energi dalam mengambil keputusan perekrutan.
2. Pastikan dengan jelas di benak Anda apa yang disyaratkan pekerjaan dan nilailah kualifikasi para kandidat berdasarkan kualifikasi pekerjaan tersebut.
3. Bayangkan seberapa baik kandidat akan sesuai dengan budaya perusahaan Anda. Apakah sikap mereka sesuai? Apakah dia kooperatif?
4. Persempit jumlah kandidat yang serius. Cara mengeluarkan kandidat yang kurang serius dengan mengumumkan bahwa diperlukan tes narkoba untuk semua karyawan baru, atau meminta mereka membuat tulisan singkat mengapa mereka menginginkan pekerjaan tersebut.
5. Lakukan wawancara singkat via telepon dengan 8 – 10 kandidat terbaik untuk mengurangi jumlah kandidat. Kemudian lakukan wawancara yang lebih panjang dengan dua atau tiga kandidat terpilih.
(dari berbagai sumber-portalhr)

Tips Membangun Motivasi


Ciptakan Sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat "membangunkan" dan membangkitkan gairah saat pagi menjelang. Misalnya, Anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 miliar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat untuk berkarya lebih baik lagi.
Kembangkan terus tujuan Anda
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat Anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu memerlukan tantangan yang lebih besar. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup Anda.
Tinggalkan teman yang tidak perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong Anda mencapai tujuan. Sebab, siapa pun teman Anda, seharusnya mampu membawa pada perubahan yang lebih baik.
Hampiri bayangan ketakutan
Saat Anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Datang dan nikmati rasa takut dengan mencoba mengatasinya. Saat berhasil mengatasi rasa takut, saat itu Anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa Anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.
Optimis dan rasa senang
Jangan pernah terbebani dengan tujuan hidup. Coba nikmati hidup dan jalani yang Anda tempuh. Jika sejak awal Anda suka merasa "tidak suka" rasanya motivasi hidup tidak akan pernah Anda miliki.
Teruslah berlatih
Tidak bisa tidak, Anda harus berjalan terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat Anda raih jika Anda terus berusaha keras.
Ciptakan hasrat
Lihat imbalan dari usaha Anda secara jelas. Cara ini memberikan banyak motivasi untuk membuat rencana Anda cepat terwujud. Bayangkan rumah impian Anda setiap hari, ini akan memberikan Anda dorongan untuk menjadikannya nyata.
Bicarakan rencana Anda
Bicaralah pada pasangan Anda tentang rencana Anda, atau tuliskan dalam selembar kertas apa yang Anda lakukan lalu tempelkan di kulkas.
Ciptakan keseimbangan mental
Sangat sulit untuk menemukan motivasi jika Anda dalam keadaan tertekan. Hilangkan beberapa perasaan negatif Anda, atau pada akhirnya pilih kerjakan pekerjaan penting saat Anda dalam mood yang bagus.
Ambil sebuah langkah kecil
Lakukan pengumpulan untuk satu tas besar daun-daun di halaman. Dan dengan segera Anda akan membersihkan halaman. Setiap sebuah langkah kecil yang Anda ambil untuk mencapai tujuan akan memberikan motivasi pada Anda setiap hari.
(Sumber: Majalah Human Capital)

Agar Karyawan (Tetap) Tenang Bekerja


Bagi banyak manajer dan kalangan pemimpin bisnis, resesi memicu aksi yang nyaris spontan dan sama di mana-mana: ambil langkah bertahan, kurangi karyawan dan pangkas setiap biaya sebisa mungkin. Namun, para pemimpin yang (lebih) cerdas juga melihat bahwa masa sulit seperti sekarang ini selain memaksa untuk menelan pil pahit, juga menawarkan banyak keuntungan. Sumber daya manusia menjadi lebih murah, dan perusahaan bisa mencaplok karyawan bagus dari perusahaan lain, ketika pemain lain melakukan pengurangan.

Masa krisis adalah peluang besar untuk menyambar setiap orang berbakat. Sebab, pemotongan biaya yang tak terkendali serta ketidakpastian membuat karyawan produktif mencari tempat kerja lain. Bagaimana cara mempertahankan agar karyawan-karyawan terbaik yang Anda miliki tetap fokus di tengah makin maraknya PHK? Berikut tips yang diberikan oleh Majalah NewsWeek Indonesia:
1. Libatkan semua orang
Dalam situasi yang diwarnai dengan ketidakpastian, tak ada pihak yang merasa (paling) memiliki kendali besar. Jadikanlah para karyawan sebagai bagian dari solusi. Kalau perlu lakukan survei kecil-kecilan untuk karyawan guna menjaring ide-ide dan masukan.?
2. Tentukan target secara realistis
Tiba-tiba target penjualan tak bisa dipenuhi. Untuk memotivasi karyawan, buat agar target tahun berikutnya bisa dicapai. Tambahkan metrik yang bisa mempengaruhi karyawan, misalnya nilai kepuasan pelanggan.
3. Berdayakan supervisi lini depan
Para CEO perlu melakukan pertemuan akbar dan menjalin komunikasi terus-menerus selama masa sulit. Pastikan setiap manajer dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit dari timnya.
4. Jangan lupakan bintang Anda
Talent terbaik yang Anda miliki bisa dibajak sama mudahnya di masa-masa sulit seperti sekarang. Oleh karenanya, jika memang gaji mereka turun atau tetap, berikan kompensasi pada para pemain bintang dalam tim Anda. Atau, mereka akan angkat kaki.
5. Hindari PHK massal
Jangan lakukan PHK secara merata. Divisi litbang dan penjualan, serta bidang-bidang lain semestinya tidak mengalami pengurangan sebanyak divisi administratif.
(dari berbagai sumber-portalhr)

20 Perilaku yang Merusak Kepercayaan


"Tiada kata 'saya' dalam sebuah tim," begitulah ungkapan yang sering kita dengar di tempat kerja. Namun, faktanya, selalu ada anggota tim yang cenderung ingin menonjolkan diri, merasa berperan lebih atau paling besar di antara yang lainnya. Jika sudah begini, semangat tim pun menjadi rusak. Hubungan antaranggota diwarnai dengan ketidakpercayaan. Akibatnya, dikerja dan produktivitas pun terganggu. Kita semua bisa menghindari hal itu terjadi, dengan menjauhkan diri dari sikap-sikap dan perilaku-perilaku yang bisa merusak kepercayaan orang lain terhadap diri kita. Apa saja itu
1. Gagal menepati janji-janji, persetujuan dan komitmen
2. Mengutamakan kepentingan diri sendiri
3. Semua hal ingin dilakukan sendiri, dan menolak pendelegasian
4. Tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan
5. Pelit berbagi informasi penting
6. Menyembunyikan kebenaran
7. Suka menyalahkan orang lain, dan berusaha menutupi kesalahan sendiri

8. Lebih senang menghakimi dan mengkritik ketimbang memberikan umpan balik yang konstruktif
9. Tak mampu menjaga rahasia dan justru senang menggosipkan orang lain

10.
Membatasi kesempatan orang lain untuk ikut berkontribusi atau terlibat dalam pengambilan keputusan
11. Meremehkan bakat, pengetahuan dan keterampilan orang lain
12. Ogah mendukung pengembangan profesional orang lain
13. Menolak dinilai oleh kolega
14. Menolak berkompromi dengan argumentasi orang lain; mau menang sendiri

15. Tertutup
16. Lebih menyenangi sarkasme ketimbang humor
17. Tidak mengakui kekurangan dan tak mau minta bantuan orang lain
18. Menganggap saran dan kritik orang lain sebagai serangan terhadap pribadi

19. Tak banyak berkontribusi dalam berbagai meeting tim, dan malah cenderung mengganggu
20. Menggalang kelompok kecil untuk "melawan" keputusan tim.
(dari berbagai sumber-portalhr)

Mengelola Konflik dengan Teman Sekantor


Sebagian besar waktu dalam hidup kita dihabiskan di kantor. Kadang kita tak begitu menyadari hal itu. Atasan, bawahan dan teman-teman sejawat merupakan orang-orang yang sehari-hari berinteraksi dengan kita. Kehidupan di kantor menciptakan sebuah pergaulan yang tidak kalah "intens" dengan pergaulan sosial lainnya, seperti di sekolah atau dalam bertetangga. Kadang ada gosip, lain kali terjadi pertengkaran dan pada saat yang lain lagi kita "merasa perlu" untuk mendiamkan teman sekantor kita karena suatu masalah yang kita anggap sudah sampai pada taraf untuk malas bertegur sapa dengan yang bersangkutan.
Dalam perspektif "pergaulan sosial" tadi, konflik di tempat kerja merupakan hal yang wajar. Dalam arti, mungkin dan bisa saja terjadi. Mengingat, kantor berisi orang-orang yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Dari pendidikan hingga karakter pribadi. Idealnya, tentu saja, berbagai perbedaan itu bisa dijadikan sebagai penguat dalam hubungan kerja. Tapi, pada sisi lain, perbedaan di mana-mana sering menjadi bibit perselisihan. Jika itu yang terjadi, maka kita perlu pandai-padndai mengenali perbedaan-perbedaan tersebut, untuk kemudian mencoba mengatasinya agar tidak menjadi potensi konflik.
Hal pertama yang perlu kita perhatikan dalam mangelola konflik di kantor adalah menahan diri. Cukup sederhana kedengarannya, tapi ini tidak mudah dilakukan. Setiap orang punya ego (yang besar) dan masing-masing dari kita punya kecenderungan untuk mendesakkan dan mempertahankan ego kita, mengungguli ego orang lain. Ibaratnya, kalau bisa ngotot mengapa harus mengalah. Jelas itu prinsip yang salah. Cobalah untuk senantiasa menahan diri, terutama tentu saja pada saat-saat yang gawat, genting, di tengah perdebatan sengit atau pun dalam situasi-situasi yang tidak menyenangkan.

Jika Anda merasa sangat kesal, jengkel, marah kepada teman, jangan berlama-lama berada di dekat orang tersebut; segera tinggalkan ruangan. Jika situasi tidak memungkinkan Anda untuk melakukannya, misalnya karena sedang meeting dan Anda harus berada di situ sampai selesai, berusahalan untuk diam. Jangan sekali-kali berteriak, membentak atau lebih-lebih menggebrak meja, membanting atau melempar benda-benda. Setelah berusaha untuk menahan diri dari kemarahan, langkah selanjutnya Anda perlu mengontrol emosi. Wah, ini lebih susah lagi. Tapi, tenang saja, inilah caranya:

-- Cobalah untuk memahami perasaan lawan bicara, ini akan membantu Anda menghindari tindakan yang kontra-produktif.
-- Pengalaman masa lalu bisa membantu untuk mencari solusi atas konflik yang muncul sekarang. Ingat-ingatlah, apakah Anda pernah mengalami kemarahan yang sama sebelumnya.
-- Petakanlah arti hubungan Anda dengan teman-teman Anda, ini akan membantu Anda menempatkan konflik pada jalur yang benar, bukan sekedar mengumbar emosi. Tanyakan pada diri Anda, seberapa penting sebetulnya lawan bicara yang tengah berkonflik dengan Anda. Jangan sampai Anda bertengkar hebat dengan teman kerja yang sudah sekian tahun bersama-sama hanya untuk urusan kecil.
-- Tanyakan, apa lagi yang tengah Anda alami selain konflik dengan rekan Anda itu? Jangan-jangan Anda memang tengah dalam tekanan masalah di luar pekerjaan.
-- Tanyakan, apa yang Anda peroleh dari konflik tersebut? Jawaban dari pertanyaan ini akan membantu Anda memahami motif Anda yang sebenarnya. Jangan-jangan, Anda bertengkar semata-mata hanya karena tak ingin jatuh gengsi, misalnya.
-- Tanyakan juga, apa yang hendak Anda pertaruhkan dengan konflik tersebut? Kalau bukan persoalan yang memang krusial, jangan menghabiskan energi hanya untuk bertengkar. Mengevaluasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi akan membantu Anda membuat keputusan yang tepat.
(dari berbagai sumber-portalhr)

6 Pembunuh Karir Anda


Anda pasti baru saja memasukkan kata "karir" dalam daftar resolusi 2008 yang Anda buat sebulan yang lalu. Bagaimana sejauh ini, apakah Anda sudah mengambil langkah-langkah awal untuk mewujudkannya? Apapun yang Anda harapkan dari karir Anda tahun ini, yang pasti merujuk pada perkembangan, kemajuan dan peningkatan ke arah yang lebih baik dan menjanjikan.

Sambil terus melakukan upaya-upaya yang mendukung terpenuhinya harapan-harapan tersebut, Anda juga perlu mengenali faktor-faktor penghambatnya. Dengan mengenalinya sejak dini, akan akan terhindar dari kemungkinan kegagalan yang tidak Anda perhitungkan.
Setidaknya ada 6 "dosa" yang harus Anda hindari di tempat kerja. Kalau tidak, 6 hal itu tidak hanya akan menjadi perintang melainkan bahkan juga akan membunuh karir Anda.

1. Bangga
Keberhasilan demi keberhasilan di tempat kerja membuat Anda merasa luar biasa sehingga cenderung mengecilkan fakta bahwa itu semua tak lepas dari dukungan atau pun asistensi orang-orang di sekitar Anda, dan khususnya mereka yang berada di bawah Anda. Anda pun menjadi seorang yang egosentris, dam lambat-laun --mungkin tanpa Anda sadari- mulai meremehkan dukungan orang lain. Kebanggaan pada diri yang berlebihan akan mematikan semangat tim yang hakikatnya dibangun dari bawah dan bisa mempercepat laju karir seseorang. Merasa diri adalah bagian dari kesatuan sebuah tim, akan memberi sukses yang berjangka panjang.

2. Iri Hati
Penghargaan kepada individu diberikan oleh perusahaan berdasarkan prestasi yang dicapai oleh yang bersangkutan. Tapi, Anda selalu mempertanyakan, "Apa dia pantas mendapatkannya?" dan lalu merasa, "Saya lebih pantas." Perasaan seperti itu bisa merusak dan menjauhkan Anda dari kemampuan untuk fokus pada tugas dan tanggung jawab yang ada di tangan Anda sendiri. Menjadi orang yang selalu mencemburui orang lain di tempat kerja bisa menyabotase harga diri Anda. Dan, harga diri adalah karakteristik penting dari setiap pekerja atau pun eksekutif yang sukses. Daripada iri hati, lebih baik saling bergandeng tangan bahu-membahu, dan itu bisa memotivasi kerja menuju sukses.

3. Marah
Kemarahan perlu dikontrol. Marah tidak memberi keuntungan apapun di tempat kerja. Tak seorang pun akan terbantu kalau Anda marah. Sebaliknya, marah hanya akan merusak reputasi dan citra Anda di mata teman, atasan maupun bawahan. Boleh saja Anda tidak setuju dengan orang lain, dan berusaha untuk melindungi kepentingan Anda akan sebuah pekerjaan atau proyek yang sedang Anda tangani. Dan bagus kalau Anda merasa passionate pada tugas Anda. Namun pelajarilah bagaimana menyalurkan emosi-emosi itu dalam aksi-aksi yang akan menguntungkan Anda di mata orang lain, khususnya tentu di mata atasan. Seorang yang mudah marah jarang sekali mendapatkan promosi kenaikan jabatan karena dinilai akan sulit menginspirasi atau memotivasi orang lain.
4. Berpikir pendek
Selalu ingin "lebih" dan "segera" adalah hasrat yang mendasari setiap usaha untuk mencapai tujuan-tujuan karir. Namun, menyalurkan hasrat itu secara ekstrim, misalnya dengan "menghalalkan segala cara" akan merugikan diri sendiri. Anda jadi kehilangan arah dan kehidupan Anda menjadi tidak seimbang. Jalan menuju sukses menghendaki pendekatan jangka panjang dalam semua aspek pekerjaan. Fokus pada kecepatan dan capaian-capaian jangka pendek hanya baik untuk sesaat, dan ketika dihadapkan pada hal-hal di tahap berikutnya, Anda tidak siap.
5. Mudah puas
Pada sisi lain, mudah puas dan kemalasan tidak memiliki tempat di dunia kerja. Setelah berhasil mencapai satu tahap lalu berhenti dan berharap capaian itu bisa mengantarkan ke sukses berikutnya dalam perjalanan karir adalah mustahil. Lebih-lebih dalam iklim kompetitif dewasa ini, hanya mereka yang terus berproses dan menindaklanjuti pertumbuhannya, dan senantiasai memperbarui kontribusinya yang akan sukses.
6. Ketidakseimbangan
Sejumlah orang bergerak naik terlalu cepat dalam jenjang jabatan perusahaan tapi kemudian berakhir dengan kegagalan. Segala yang berlebihan dan tidak wajar tidaklah bagus --khususnya jika Anda tidak siap dengan tantangannya. Penting untuk memastikan bahwa Anda tidak hanya siap secara profesional untuk mengambil tantangan yang lebih besar, tapi juga kehidupan personal juga mesti disiapkan untuk tuntutan-tuntutan baru tersebut. Mencapai sukses karir sebaiknya tidak mengesampingkan keseimbangan hidup, dan hasrat profesional yang "salah tempat" bisa menciptakan masalah di kemudian hari.
(dari berbagai sumber-portalhr)

Mengoptimalkan Presentasi sebagai Peluang Sukses

Dalam dunia kerja atau bisnis modern, presentasi merupakan aktivitas yang tak lagi bisa dihindari. Setiap profesional dituntut untuk memiliki skill berbicara di depan umum, lewat pemaparan ala "power-point" dan menjadi pusat perhatian. Bagi yang tidak biasa, kegiatan ini barangkali cukup menakutkan dan membuat gugup. Namun, kalau Anda ingin bersinar di mata orang lain, klien maupun lingkungan serta jaringan kerja Anda, maka tidak ada pilihan lain.

Dalam organisasi apa pun, tampil sangat penting untuk dikenal dan untuk maju. Presentasi, maupun bentuk yang lebih "jadul", misalnya pidato, merupakan sarana terbaik untuk menampilkan diri. Namun, seperti bentuk-bentuk penampilan publik umumnya, selalu ada risiko. Jika momen Anda di panggung tampak buruk, reputasi Anda akan rusak selamanya. Anda dapat meminimalkan risiko itu, dan mengoptimalkan potensi kemenangan dengan persiapan yang cermat.

Menurut Dr Karen Otazo dalam bukunya yang telah diterjamahkan ke dalam Bahasa Indonesia berjudul Kebenaran tentang Mengelola Karier Anda (Esensi, Jakarta, 2007), persiapan tidak hanya mencakup penguasaan subjek, meskipun itu pasti penting. Kunci sesungguhnya untuk sukses adalah bersiap untuk audiens dan harapan mereka, dengan menetapkan sebeluknya, kesan apa yang ingin Anda tinggalkan kepada mereka. Sehingga, Anda dapat meracik setiap aspek presentasi Anda.
"Berpikirlah tentang bagaimana Anda ingin tampak di mata orang, bukan hanya melalui kata-kata tapi juga penampilan Anda," ujar pelatih eksekutif global dan konsultan bagi berbagai perusahaan multinasional di seluruh dunia itu. Ditambahkan juga, bagaimana Anda menanggapi pertanyaan juga merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam presentasi. "Semakin kurang familiar kelompok yang akan Anda hadapi, persiapan Anda juga harus semakin banyak," saran dia.
Berikut tips mengoptimalkan presentasi Anda agar menjadi peluang untuk bersinar dan meraih sukses, yang dirangkum dan diolah dari Dr Karen Otazo:

1. Tunjukkan Anda menguasai bidang Anda dan memegang kendali atas masalah.

-- Presentasikan ide Anda dengan jelas dan logis sehingga audiens merasa yakin dengan Anda karena mereka memahami argumen Anda.
-- Berikan benang merah atau tema yang jelas bagi mereka melalui poin-poin yang Anda sajikan.
-- Slide sangat berguna untuk membantu Anda tetap pada jalur, tapi tuliskan pemicunya saja, bukan segalanya yang ingin Anda katakan.
-- Betapa pun cintanya Anda pada topik itu, tahanlah godaan untuk memberi tahu segalanya pada audiens.
-- Buatlah presentasi Anda fokus dan pendek, orang hanya dapat mengingat sekitar tiga poin saja.
2. Pastikan pendapat Anda didengar.
-- Berbicaralah layaknya seorang profesional agar Anda dipandang sebagai orang yang memiliki otoritas.
-- Berpakaianlah satu tingkatan lebih tinggi daripada audiens Anda; jika mereka berbusana santai, Anda harus memakai setelan bisnis.
-- Mengutip pemikiran dan pendapat manajemen senior bisa mendatangkan respek.


3. Menghadapi pertanyaan dengan percaya diri dan meyakinkan.
-- Buatlah orang terkesan dengan kemampuan menjawab pertanyaan yang sulit dengan baik.
-- Ada kalanya perlu menanggapi pertanyaan dengan humor yang baik.
-- Tangkis pertanyaan antagonistis dengan respons netral, atau:
-- Dengan tenang dan percaya diri mengakui Anda tidak tahu jawabannya tapi akan mencari tahu.
4. Tetap tenang dalam kondisi tertekan. Bersiaplah jika slide-nya tidak berfungsi misalnya, dan nikmatilah berbicara tanpanya. Hadapi segala bentuk kegagalan teknologi dengan inisiatif dan ketenangan.
(dari berbagai sumber-portalhr)

Kelola Energi Anda, Bukan Waktu


Dari hari ke hari, organisasi terus dituntut untuk semakin perform. Akibatnya, para karyawan pun tak henti-henti mencoba untuk meningkatkan kinerjanya. Tak jarang, hal itu menimbulkan kelelahan, bosan dan sakit. Panjangnya jam kerja di kantor tidak banyak membantu karena waktu merupakan sumber daya yang terbatas. Tapi, energi setiap orang merupakan sumber daya yang senantiasa bisa diperbaharui. Oleh karenanya, jika ingin sukses di era yang kompetitif saat ini, organisasi perlu mendorong karyawan untuk memperhatikan management energi mereka. Manajemen waktu sudah tidak relevan lagi.


Kolumnis dari Harvard Business Review, Tony Schwartz dan Catherine McCarthy mengatakan, ada 4 dimensi besar dari energi kita yang perlu diupayakan pembaharuannya terus-menerus. Yakni, Fisik, Emosional, Mental dan Spiritual. Lebih jauh, keduanya merekomendasikan sejumlah latihan untuk menyegarkan masing-masing energi tersebut.
Energi Fisik:
--  Tidur lebih awal dan kurangi, atau kalau perlu hindari, konsumsi alkohol.
-- Hindari stres dengan rajin berolah raga.
-- Makanlah makanan ringan setiap 3 jam sekali.
-- Antisipasi tanda-tanda penurunan energi seperti kecapekan, lapar dan sulit konsentrasi.
-- Sering-seringlah istirahat sebentar, tinggalkan meja kerja setiap 90 hingga 120 menit.
Energi Emosional:
-- Hindari perasaan-perasaan negatif seperti mudah tersinggung, tidak sabaran, kesepian --dengan selalu menarik nafas dalam-dalam.
-- Sebaliknya: timbulkan perasaan-perasaan positif dalam diri Anda dan orang lain dengan menunjukkan sikap-sikap yang apresiatif, obrolan ringan, saling berkirim email humor atau artikel menarik lainnya.

Energi Mental:
-- Kurangi berbagai interupsi dengan berkonsentrasi-tinggi pada pekerjaan-pekerjaan, dan menjauhkan diri dari telepon dan email.
-- Merespon email maupun voice mail pada waktu-waktu tertentu yang sudah didesain.
-- Setiap malam, tentukan tugas paling mendesak yang harus diselesaikan esok hari.
Prioritaskan hal itu ketika tiba di kantor pada pagi hari.
Energi Spriritual:
-- Temukan "sweet spot" dari aktivitas-aktivitas Anda --yakni hal-hal yang membuat Anda merasa efektif, bersemangat dan tertantang.
-- Alokasikan waktu dan tenaga untuk hal-hal yang Anda anggap paling penting. Misalkan, buatlah diri Anda rileks pada 20 menit terakhir sebelum pulang, sehingga begitu sampai di rumah, Anda langsung bisa "nyambung" dengan keluarga.
-- Kenali keunggulan maupun kelemahan yang Anda miliki. Misalnya Anda merasa sulit tepat waktu, maka usahakan bersiap diri jauh-jauh sebelum jadwal meeting.

Bagaimana Perusahaan Membantu?
Untuk mendorong dan membantu karyawan mewujudkan usaha menyegarkan energi mereka, pihak perusahaan bisa melakukan hal-hal sebagai berikut:

--Sediakan ruangan khusus yang bisa digunakan oleh karyawan untuk bersantai.
-- Mensubsidi keanggotaan klab senam atau fitness bagi karyawan.
--Mendorong para manajer untuk mengizinkan karyawan memiliki "midday workouts".
-- Menyarankan setiap orang untuk berhenti mengecek email selama meeting berlangsung.
(dari berbagai sumber-portalhr)

Membangun Kepemimpinan HR yang Kuat


1. Clarity
Menjadi praktisi atau apalagi pemimpin HR pertama kali dituntut kejernihan cara berpikirnya. Jangan plin-plan, janga "lembek". Banyak orang HR sekarang ini tidak bisa tegas dengan pendiriannya sehingga hanya mengikuti saja apa kata CEO.

2. Vision
HR harus tahu apa kebutuhannya sesuai ke mana arah perusahaan.

3. Passion
Passion datang setelah visi dirumuskan dengan jelas. Passion membuat orang percaya pada apa yang dilakukannya, dan kepercayaan tersebut merupakan garansi untuk sukses.
4. Courage
Memberikan dorongan, memotivasi dan membuat karyawan bekerja dengan penuh semangat merupakan tugas mulia HR. Banyak karyawan yang melakukan pekerjaannya sekedar mencari aman, dan peran HR-lah untuk membuat mereka mampu bekerja dengan keberanian mengambil risiko.

5. Follow-up
Segala program, rencana, keputusan tidak akan berarti apa-apa kalau tidak ada tindak lanjut. Ini memang suatu yang kadang justru terasa lebih berat ketimbang ketika membicarakannya. Di atas kertas, berbagai program bisa sangat menarik, tapi adanya tindak lanjut akan membuatnya menjadi jauh lebih menarik.


6. Delegate
Jangan melakukan banyak hal sekaligus, dan jangan melakukan semuanya sendirian. Delegasikanlah pekerjaan yang bisa didelegasikan. Orang yang tidak bisa mendelegasikan pekerjaan adalah orang yang tidak tergorganisasi.

7. Be consistent
Seorang pemimpin yang baik tidak mengenal kata "mood". Kalimat terburuk adalah, "Hari ini saya sedang tidak mood untuk mengerjakan itu." Pastikan Anda seorang yang konsisten.
8. Look out for talent.
Kalau Anda seorang pemimpin HR, kenali talent yang ada di kantor. Siapa cocok di bidang apa. Tapi, ada satu prinsip yang perlu dipegang. Ibaratnya, ada orang yang berbakat menjadi pemain bola, ada yang berbakat menjadi rocker, tapi semua orang harus bisa menjadi manajer.
9. Command
Pastikan Anda memiliki sistem rantau komando yang jelas. Sehingga jika terjadi kesalahan tidak saling menuding siapa yang bertanggung jawab.

10. Pay them well
Kepemimpinan Anda belum lengkap jika belum mempertimbangkan soal kelayakan dalam menggaji karyawan.  
(dari berbagai sumber-portalhar)

Selasa, 05 Juli 2011

Mempromosikan Diri tanpa "Menjilat"

Banyak cara untuk mencari perhatian di tempat kerja, baik itu dari teman-teman satu tim maupun dari atasan. Siapa sih yang tak ingin kelihatan menonjol di mata orang lain. Lebih-lebih dalam konteks pekerjaan, "menonjol" bisa membantu mempercepat kemajuan karier. Namun, berhati-hatilah. Keinginan yang terlalu menggebu untuk terlihat paling menonjol di antara yang lain di kantor, salah-salah bisa membuat Anda "over-acting". Bila ini terjadi, bukannya simpati atau penilaian yang positif yang Anda dapatkan melainkan justru label buruk, misalnya Anda bisa dicap sebagai penjilat. Memangnya Anda mau mendapatkan penghargaan sebagai The Most Likely to Kiss Some Boss Butt?

Oleh karenanya sebelum Anda beraksi di tempat kerja, pastikan dulu Anda mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apakah Anda tipe karyawan yang sebenarnya tidak memiliki keterampilan yang jelas dalam bidang tertentu, namun pintar memanfaatkan situasi dan mencari celah untuk mempromosikan diri
2. Apakah Anda suka membuatkan kopi untuk bos, sambil berusaha agar semua orang tahun bahwa Anda melakukannya
3. Apakah Anda selalu merasa punya andil dan jasa atas kesuksesan orang lain, padahal kenyataannya tidak demikian, atau andil dan jasa Anda tidak sebesar yang Anda gembar-gemborkan
4. Sebaliknya dari no.3, apakah Anda gemar mencari kesalahan orang lain untuk kegagalan pekerjaan Anda
5. Apakah Anda punya kebiasaan mengulur-ulur waktu meeting dengan komentar-komentar panjang yang "nggak penting", sekedar untuk menunjukkan bahwa Anda ada di situ
6. Apakah Anda suka menggosipkan teman-teman sekerja, dan menceritakan kekurangan mereka kepada atasan
7. Apakah Anda orang terakhir yang meninggalkan kantor padahal sebenarnya tak ada alasan apapun bagi Anda untuk pulang belakangan
Jika jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut "tidak", maka Anda memang bukan seorang penjilat. Namun, jika Anda masih ragu-ragu atau bahkan diam-diam mulai mengakui bahwa semua itu adalah kebiasaan Anda sehari-hari selama ini, maka Anda sebenarnya bukanlah karyawan yang berdedikasi seperti yang Anda pikirkan. Artinya, inilah saatnya bagi Anda untuk berubah, demi kesehatan karier Anda. Sebab, percayalah, di mana pun tak ada tempat bagi orang yang menempuh cara-cara yang bersifat menjilat dalam mengejar kemajuan karier di tempat kerja.
(dari berbagai sumber) 

Kamis, 30 Juni 2011

MILIKI RASA MALU

Rasa malu sesungguhnya ada pada setiap manusia, tapi manusia yang bagaimana mana yang mampu memiliki rasa malu? hal ini yang perlu kita pikirkan bersama. jika kita diskusikan bersama tentang MALU ini sangat menarik sekali, mengapa? karena topik ini memang kayanya hal sepele tapi, inilah yang kadang menurun atau hilang pada republik tercinta ini.
1. dalam sehari berapa orang korupsi?
2. dalam sehari berapa orang tidak jujur?
3. dalam sehari berapa orang munafik?
4. dalam sehari berapa orang selingkuh?
5. dalam sehari berapa orang membunuh?
 dan masih banyak pertanyaan yang lain.... untuk siapakah pertanyaan ini.. jika kita baca, dengar di berbagai media baik cetak maupun elektronik sungguh mengerikan kejadian-kejadian yang ada. lalu bagaimana sikap kita?

NIKMATNYA JUJUR

Nikmatnya hidup jujur tidak ada bandingannya, tidak bisa dinilai dengan uang, wanita dan tahta yang kadang menjadi perburuan wong edan, namun disisi lain jujur juga kadang mendapat perlawanan dari para pengikut iblis yang nantinya pasti akan dijebloskan ke neraka jahanan oleh penguasa alam semesta ini "ALLAH SWT".

JUJURLAH 

DATA PRIBADI

H. RASIKUN, SE, CPHR
                                                             
                                                                                        Alamat   : Sindangkarsa Rt. 03/07 No. 71
                                                                                    Sukamaju Baru Cimanggis, Depok, Jawa Barat
                                                                             Telepon    :      021 – 8774 0931  /  081315769972
                                                                  Email     : aaqunn@yahoo.com

 

Kunci sukses


: Iklas melayani dan mengabdi

: Semangat bekerja untuk maju, Berpikiran positif, Percaya diri, Bermoral

SASARAN KARIR


: Praktisi Bidang Sumber Daya Manusia

: Instruktur Pelatihan dan Sharing/Pembicara Masalah Soft Skills

DATA PRIBADI

Tanggal lahir
: 26 November 1972
Tempat
: Kebumen – Jawa Tengah
Agama
: Islam
Kebangsaan
: Indonesia
Status
: Menikah

PENDIDIKAN

·
: S1 – STIE Mulia Persada Indonesia, Jakarta, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Konsentrasi
  Manajemen Mutu,  2006
·
: SMEA Tamtama Karanganyar – Kebumen, Jurusan Keuangan,  1993






PELATIHAN / KURSUS

·
: Training for The Trainers, BME Center, 2010
·
: Cara Praktis Mengukur Kepuasan Pegawai, PPM Manajemen, 2010
·
: Trust Based Communication, CCL Leadership, 2010
·
: Pelatihan Evaluasi dan Penyempurnaan Kamus dan Indikator Kompetensi, PT People Prime, 2010
·
: Sertifikasi First Aid, BPSI, 2010
·
: Pelatihan Pembahasan PKB 2007 – 2009, DSDM, 2010
·
: Suksesmulia Inspirational Seminar, PT Kubik Sisilain, 2009
·
: In House Training Marketing Development Program, MIM Plus, 2009
·
: Proses flow diagram piping, PTSI, 2009
·
: Pemahaman pengelolaan sistem imbal jasa, PT People Prime, 2009
·
: Audit Training Effectiveness Evaluation, BME Center, 2009
·
: Tanggap darurat kebakaran, gempa bumi dan huru hara, Building and Plant Safety Inst, 2008
·
: Validasi Penyusunan KPI Individu, , DSDM PTSI, 2008
·
: Penyusunan KPI Individu, DSDM PTSI, 2008
·
: Pelatihan Pengelolaan Kompensasi, PT. People Prime Consulting, 2008
·
: Workshop job analysis dan job evaluasi, PT. People Prime Consulting, 2008
·
: Penulisan proposal teknis, PT. Surveyor Indonesia, 2008
·
: Certified Professional Human Resource, Quantum Quality International, 2008
·
: Forum Komunikasi Coop ke 30 Pengembangan soft skil, DPPK PT. Telkom, 2008
·
: Human Capital New Buzzword or New or New Paradigm, PPM Manajemen, 2008
·
: Pembahasan Indeks Kepuasan Pegawai, Konsultan PT. SI Surabaya, 2008
·
: Pelatihan Effective Learning Skill, Lembaga Manajemen PPM, 2008
·
: Pelatihan Self Transformation Leadership, Synergy, 2007
·
: Competence Competitive Dialog, Arbby, 2007
·
: Lokakarya berbagi pengalaman dalam mengembangkan soft skills antara dunia usaha dan  
  perguruan tinggi,  Program kemitraan (DPPK),  2007
·
: Awareness manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi, Aplikasi Sistim Bisnis, 2007
·
: Pelatihan management transformation,  The Jakarta counsulting group,  2007
·
: Competence based training needs analysis,  Bandung management and economic center,  2007
·
: Knowledge sharing Analisa realisasi diklat triwulan 1,  2007
·
: Pelatihan PPM HR forum,  LM PPM,  2007
·
: Seminar Nafsqofish management etos kerja dan produktivitas,  Nafsqofish management,  2007
·
: Pembahasan rencana kerja DSDM Surveyor Indonesia 2007,  2007
·
: Pembahasan pedoman pembinaan rohani dan seni Surveyor Indonesia,  2007
·
: Seminar pencegahan penyakit jantung sejak dini,  Primera enterprise,  2007
·
: Workshop Heart intelligence,  PT. Selaras consulting,  2006
·
: Sosialisasi system manajemen K3,  STIE Perbanas dan Surveyor Indonesia,  2006
·
: Pelatihan ESQ profesional,  ESQ leadership center,  2006
·
: Pelatihan strategi peningkatan potensi kepemimpinan syariah,  Leadership inc.,  2006
·
: Pelatihan officer course,  Indolatih management,  2006
·
: Pelatihan team building,  PT. Selaras inti prima,  2006
·
: Pelatihan P3K,  Yayasan IDKI,  2006
·
: Pelatihan How to development yealy training plan and budget,  Value counsulting,  2005
·
: Pelatihan Interpretation and documentation ISO 9000:2000,  Surveyor Indonesia,  2005
·
: Pelatihan Manajemen sumber daya manusia,  LM PPM,  2005
·
: Pelatihan Implementing corporate values ,  ITTC,  2004
·
: Seminar Manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi,  2003
·
: Pelatihan Manajemen arsip vital,  Arsip nasional Indonesia RI,  2002
·
: Pelatihan Manajemen pemberkasan arsip,  Arsip nasional RI,  2001
·
: Kursus Akuntansi tingkat dasar 1,  Right course,  1995
·
: Kursus Komputer,  Right course,  1995

PENGALAMAN PEKERJAAN

·
:  HR Development Officer, DSDM Surveyor Indonesia,   2009 – sekarang
·
: Jr. HR Development Officer, DSDM Surveyor Indonesia,   2005 – 2009
·
: Jr. HR and Logistic Support, SBU Infrastruktur dan Jasa Umum Surveyor Indonesia,   2005
·
: Staf Hubungan Industrial, DSDM Surveyor Indonesia,   2004
·
: Staf Tata Usaha, Sekretaris Perusahaan Surveyor Indonesia,   1998
·
: Pramusaji, Biro Umum Surveyor Indonesia,   1995

 

PENGHARGAAN

·
: Penghargaan (Keterangan) Lulus Terbaik STIE – Mulia Persada Indonesia,   2006
·
: Penghargaan Dedikasi dan Loyalitas Surveyor Indonesia,   2006
·
: Penghargaan Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya,   1998
·
: Penghargaan Korpri Surveyor Indonesia,   1996
·
: Penghargaan Saka Bhayangkara,   1990
·
: Penghargaan Karya Tulis “Musium Biologi Jogyakarta”,   1988

ORGANISASI


: Pelatih dan Pembina Cabang Wilayah Cimanggis – Depok
  Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia
  Padepokan Pencak Silat “Setio Budhi”,                                1998 – sekarang

HOBI


: Bela Diri, Membaca, Bersedekah

CITA - CITA


: Dosen
: Motivator


Demikian data pribadi saya buat dengan sebenar-benarnya


H. RASIKUN, SE, CPHR